Rabu, 18 September 2013

Mengapa Memilih Citra Satelit Quickbird dan Worldview


  
Selama lebih dari satu dekade, para praktisi di bidang survei dan pemetaan hanya memiliki sedikit pilihan jika ingin memanfaatkan data satelit. Produk-produk yang lazim dipakai adalah data LANDSAT, SPOT, dan NOAA. Dalam batas-batas tertentu, ketiga jenis data satelit tersebut memang memadai. Data NOAA ideal untuk mengkaji kondisi iklim dan cuaca yang mencakup areal yang luas misalnya satu negara, data LANDSAT sering dipakai untuk mengkaji penutupan lahan dalam satu propinsi atau bahkan satu pulau, sedangkan data SPOT dapat lebih detail lagi yakni satu kabupaten dengan skala 1:25.000.

Permasalahan muncul ketika user menginginkan data detail, selengkap foto udara (data yang direkam menggunakan wahana pesawat terbang dan bukannya satelit), mudah serta cepat diperoleh, dan tentu saja murah.


Untunglah sata ini muncul alternatif baru yang revolusioner yakni satelit dengan resolusi tinggi yang disebut Quickbird dan Worldview yang dikelola oleh DigitalGlobe



Kemunculan kedua Citra Satelit ini memberi harapan baru bagi praktisi di bidang Perencanaan Wilayah/Perkotaan, Pertambangan, Pertanian, Perkebunan, Transportasi, Advertising, Utilitas, Telekomunikasi, Broadcasting, dan semua pihak yang membutuhkan data akurat dan detail.

Keunggulan Quickbird dan Worldview adalah mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 60 cm untuk Quickbird dan 50 cm untuk Worldview. Dengan resolusi setinggi ini, sebuah lokasi permukiman dapat diidentifikasi per individu bangunan, sebuah jaringan jalan dapat didentifikasi sebagai poligon dua sisi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah pemesanan data sangat mudah dilakukan, tidak serumit pembuatan foto udara.



Siapa yang Perlu Memanfaatkan Citra Satelite Quickbird dan Worldview ?



Bidang Pertanian
Dengan Resolusi 50 cm sangat ideal untuk melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga per individu tanaman. Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan tanaman, kandungan air. 
Secara time series, Quickbird dan Worldview dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, banyaknya tanah yang hilang, laju penanaman, pemilihan tananaman yang siap panen, tingkat kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit dll.



Bidang Pertambangan
Quickbird dan Worldview biasa digunakan untuk memetakan kondisi penutupan lahan pertambangan yang akan dibuka. Dengan dibuatnya peta penutupan lahan yang paling mutakhir dapat disusun suatu perencanaan pembuatan jaringan jalan, pemasangan jaringan pipa, site plan, mengidentifikasi peruntukan lahan di sekitar areal konsesi, dll. Jika data peta ini dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis, maka dengan mudah dapat dihitung berapa luas dari masing-masing kelas penutupan lahan, berapa biaya yang harus dikeluarkan seandainya dilakukan pembebasan lahan, berapa panjang pipa yang dibutuhkan, dll.


Bidang Kehutanan
Resolusi yang tinggi memungkinkan pengusaha HPH melakukan inventarisasi luas lahan, menghitung potensi kubik kayu, menentukan jalur transportasi kayu, mengidentifikasi batas-batas kawasan, mengevaluasi laju kerusakan areal, membuat site plan.
Untuk perusahaan HTI, data Quickbird dan Worldview ideal digunakan untuk melakukan kompartemenisasi, yakni membagi areal usaha kedalam blok, petak dan anak petak, memetakan lokasi cekungan air sebagai cadangan mengendalikan bahaya kebakaran, menentukan lokasi camp, lokasi menara pengawas api, lokasi persemaian, dll

Secara time series, Quickbird dan Worldview dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, banyaknya tanah yang hilang, laju penanaman, pemilihan tananaman yang siap panen, tingkat kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit, menghitung kehilangan tanaman akibat kebakaran hutan dll.


Bidang Perencanaa Wilayah

Sejak kemunculannya yang pertama kali di IndonesiaQuickbird dan Worldview langsung mendapat respon positif dari berbagai institusi pemerintah. Didorong pula oleh pemberian otonomi yang lebih luas kepada PEMDA, maka Quickbird dan Worldview telah dimanfaatkan untuk menyusun peta penggunaan lahan yang paling up to date. Beberapa wilayah yang telah dipetakan menggunakan Quickbird dan Worldview diantaranya, DKI Jakarta, Surabaya, Sidoharjo, Bandung kawasan Bopunjur (Bogor, Puncak, Cianjur), Yogyakarta, Bontang, dll. Institusi yang paling sering memanfaatkan data Quickbird dan Worldview diantaaranya Badan Pertanahan Nasional, Bappedda Provinsi maupun Bappedda Kabupaten/Kota, Dinas Tata Kota, Dinas Kehutanan, Dinas Kimpraswil, Dinas Pajak, lembaga pendidikan dll.

Kajian yang dapat dilakukan menggunakan Quickbird dan Worldview diantaranya, perencanaan tata ruang, identifikasi kawasan kumuh, pembuatan site plan, identifikasi wajib pajak, inventarisasi pelanggan (telepon, air bersih, listrik, gas), monitoring perubahan penggunaan lahan, identifikasi kawasan banjir, Perencanaan Pencetakan Sawah atau pembukaan lahan, Inventarisasi hutan dan perkebunan, dll.



Bidang Infrastruktur
Quickbird dan Worldview bisa juga untuk perencanaan infrastuktur jalan Tol, jalan KA, Perencanaan gedung, DAM, waduk/situ dll.

Seberapa Murah ?

Harga citra Quickbird dan Worldview murah, lebih murah dari yang dibayangkan orang. Cukup dengan investasi US$ 16 atau setara dengan Rp.184 ribu rupiah saja untuk setiap kilometer persegi, Anda sudah dapat memperoleh foto satelit yang sangat detail.

Quickbird dan Worldview lebih diminati daripada citra satelit lain karena beberapa hal, yakni resolusi spasial lebih detail, harga jauh lebih murah, dan minimum order jauh lebih sedikit. 


Bila Anda tertarik untuk mengetahui lebih detail mengenai harga Quickbird dan Worldview, silakan hubungi saya.

Didi
HP. 081388533721
PIN. 223F2C54
Email. idithea@mail.com, idithea@yahoo.com